Kamis, 28 Oktober 2010

PERDARAHAN POST PARTUM


PERDARAHAN POST PARTUM
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500-600 ml selama 24 ievārījums setelah Anak lahir. Termasuk perdarahan Karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan Dalam kala IV lebih 500-600 cc Dalam 24 ievārījums setelah Anak dan plasenta lahir.

Pembagian perdarahan post partum:
1. Perdarahan post partum primer (agrīni pēc dzemdībām asiņošana) yang terjadi
selama 24 ievārījums setelah Anak lahir.
2. Perdarahan post partum sekundes (late dzemdībām asiņošana) yang terjadi
setelah 24 ievārījums Anak lahir. Biasanya Hari ke 5-15 post partum.

Tiga hal yang harus diperhatikan Dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum:
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mencegah timbulnya syok.
3. Mengganti Asins yang hilang.

Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15% Dari seluruh persalinan. Berdasarkan penyebabnya:
1. Atoni dzemdes (50-60%).
2. Retensio plasenta (16-17%).
3. Sisa plasenta (23-24%).
4. Laserasi Jalan lahir (4-5%).
5. Kelainan Blood (0,5-0,8%).

Etiologi perdarahan post partum:
1. Atoni dzemdes.
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban.
3. Jalan lahir: robekan starpenē, vagīna, Serviks, forniks dan Rahim.
4. Penyakit Blood
Kelainan pembekuan Asins misalnya afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia
yang sering dijumpai:
- Perdarahan Yang Vēl.
- Solusio plasenta.
- Kematian Janin yang lama Dalam kandungan.
- Pre eklampsia dan eklampsia.
- Infeksi, hepatīts dan syok septik.

Faktor predisposisi terjadinya atonia dzemdes:
- Vecums
- Paritas
- Partus lama dan partus terlantar.
- Obstetri operatif dan narkosa.
- Dzemde terlalu regang dan gailis misalnyaa Pada gemelli, hidramnion atau Janin
Bildes.
- Kelainan pada dzemde seperti mioma uterii, dzemdes couvelair pada solusio plasenta.
- Faktor sosio ekonomi yaitu malnutrisi.

Cara membuat diagnoze perdarahan post partum:
1. Palpasi dzemde: Bagaimana kontraksi dzemde dan kvalitātes fundus dzemdē.
2. Memeriksa plasenta dan ketuban: Vai jums Complete atau Nē.
3. Melakukan eksplorasi kavum dzemdes untuk Meklēt:
- Nodokļi plasenta dan ketuban.
- Robekan Rahim.
- Plasenta suksenturiata.
4. Inspekulo: untuk melihat robekan Pada Serviks, maksts dan varises yang pecah.
5. Pemeriksaan laboratorium: periksa Blood, hemoglobīns, receklis novērošana tests
(COT), dan lain-lain.

Perdarahan post partum adakalanya merupakan perdarahan Yang Hebat maupun perdarahan perlahan-lahan tetapi terus-menerus. Keduanya dapat menyebabkan perdarahan yang Vēl dan dapat menjadi syok. By Karena itu Penting sekali pada setiap IBU bersalin dilakukan pengukuran kadar Asins secara rutīns; serta pengawasan tekanan Blood, nadi dan pernapasan IBU, kontraksi dzemde dan perdarahan selama 1 ievārījums.

Dažas menit setelah Janin lahir, biasanya mulai terjadi proses pelepasan plasenta disertai maz perdarahan. Bila plasenta skatījumi Lepas dan Turun uz nākošo bawah Rahim maka dzemde akan berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta (viņa pengeluaran plasenta).

Penanganan Perdarahan Post Partum
__________________________________

Penanganan perdarahan post partum berupa mencegah perdarahan pastu partum, mengobati perdarahan kala uri dan mengobati perdarahan post partum pada atoni dzemdes.

Cara mencegah perdarahan post partum yaitu memeriksa keadaan fisik, keadaan Umum, kadar hemoglobīns, golongan Asins dan bila mungkin tersedia donoru Blood. Sambil mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus dan Obat-obatan penguat Rahim (uterotonika). Setelah ketuban pecah, kepala Janin mulai membuka vulvas, infus dipasang dan sewaktu Baby lahir diberikan 1 ampul methergin atau kombinasi dengan 5 satuan sintosinon (sintometrin intravena). Hasilnya biasanya memuaskan.

Cara mengobati perdarahan kala uri:
- Memberikan oksitosin.
- Mengeluarkan plasenta menurut cara Credee (1-2 Kali).
- Mengeluarkan plasenta dengan tangan.

Pengeluaran plasenta dengan tangan Segera sesudah Janin lahir dilakukan bila:
- Menyangka akan terjadi perdarahan post ppartum.
- Perdarahan Vēl (lebih 500 cc).
- Retensio plasenta.
- Melakukan tindakan obstetri Dalam narkossa.
- Riwayat perdarahan post partum pada perssalinan yang lalu.

Jika masih ada sisa-sisa plasenta yang agak melekat dan masih terdapat perdarahan Segera lakukan dzemdē-vaginālo tamponade selama 24 ievārījums, diikuti pemberian uterotonika dan antibiotika selama 3 Šodien berturut-turut dan pada Šodien ke-4 baru dilakukan kuretase untuk membersihkannya.

Jika disebabkan by Luka-Luka Jalan lahir, Luka Segera dijahit dan perdarahan akan berhenti.

Pengobatan perdarahan post partum pada atoni dzemdes tergantung banyaknya perdarahan dan derajat atoni dzemdes yang dibagi Dalam 3 tahap:
1. Tahap I: perdarahan yang Nē Vēl dapat diatasi dengan memberikan
uterotonika, mengurut Rahim (masāža) dan memasang Gurita.
2. Tahap II: bila perdarahan belum berhenti dan bertambah Vēl, selanjutnya
berikan infus dan transfusi Asins lalu dapat lakukan:
- Perasat (manuver) Zangemeister.
- Perasat (manuver) Fritch.
- Kompresi bimanual.
- Kompresi aorta.
- Tamponade dzemdē-maksts.
- Jepit arteri uterina dengan cara Henkel.
3. Tahap III: bila belum tertolong maka usaha pēdējais adalah menghilangkan
Avots perdarahan dengan 2 cara yaitu meligasi arteri hipogastrika atau
histerektomi.

Retensio Plasenta
_________________

Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir selama 1 ievārījums setelah Baby lahir.

Penyebab retensio plasenta:
1. Plasenta belum terlepas Dari dinding Rahim Karena melekat dan tumbuh lebih
daļām. Menurut tingkat perlekatannya:
a. Plasenta adhesiva: plasenta yang melekat pada desidua endometrija lebih
daļām.
b. Plasenta inkreta: Vili khorialis tumbuh lebih Dalam dan menembus desidua
endometrija sampai ke miometrium.
c. Plasenta akreta: Vili khorialis tumbuh menembus miometrium sampai ke
serozā.
d. Plasenta perkreta: Vili khorialis tumbuh menembus serozā atau vēderplēve
dinding Rahim.
2. Plasenta skatījumi terlepas Dari dinding Rahim namun belum Out Karena atoni
dzemdes atau adanya lingkaran konstriksi pada nākošo bawah Rahim (akibat
kesalahan penanganan kala III) yang akan menghalangi plasenta Out
(plasenta inkarserata).

Bila plasenta belum Lepas sama sekali netiks terjadi perdarahan tetapi bila sebagian plasenta skatījumi Lepas maka akan terjadi perdarahan. Ini merupakan indikasi untuk Segera mengeluarkannya.

Plasenta mungkin Tenerife Nē Out Karena kandung kemih atau rektum Pilns. By Karena itu keduanya harus dikosongkan.

Penanganan retensio plasenta berupa pengeluaran plasenta dilakukan apabila plasenta belum lahir Dalam 1/2-1 ievārījums setelah Baby lahir terlebih lagi apabila disertai perdarahan.

Tindakan penanganan retensio plasenta:
1. Coba 1-2 kali dengan perasat Crede.
2. Mengeluarkan plasenta dengan tangan (manuāla plasenta).
3. Memberikan transfusi Asins bila perdarahan Vēl.
4. Memberikan Obat-obatan misalnya uterotonika dan antibiotik.

Manual plasenta:
1. Memasang infus cairan dekstrose 5%.
2. IBU posisi litotomi dengan narkosa dengan Segala sesuatunya Dalam keadaan
Gila HAMA.
3. Teknik: tangan kiri diletakkan di fundus dzemdes, tangan kanan dimasukkan Dalam
rongga Rahim dengan menyusuri tali Pusat sebagai penuntun. Tepi plasenta
dilepas - disisihkan dengan tepi pirkstiem-pirkstiem tangan - bila skatījumi Lepas ditarik Out.
Lakukan eksplorasi Apakah ada Luka-Luka atau sisa-sisa plasenta dan
bersihkanlah. Manual plasenta berbahaya Karena dapat terjadi robekan Jalan
lahir (dzemdes) dan membawa infeksi.

Inversio dzemdes
_______________

Inversio dzemdes adalah keadaan dimana fundus dzemdes terbalik sebagian atau seluruhnya Pieslēgties ke Dalam kavum dzemdes.

Pembagian inversio dzemdes:
1. Inversio dzemdes ringan: fundus dzemdes terbalik menonjol ke Dalam kavum dzemdes
namun belum Out Dari Brīvdabas rongga Rahim.
2. Inversio dzemdes sedang: terbalik dan skatījumi: Pieslēgties ke Dalam maksts.
3. Inversio dzemdes Svars: dzemde dan maksts semuanya terbalik dan sebagian skatījumi:
Out maksts.

Penyebab inversio dzemdes:
1. Spontan: Grande daudzbērnu mātēm, atoni dzemdes, kelemahan ALAT kandungan, tekanan
intra vēdera yang krāsa (mengejan dan batuk).
2. Tindakan: cara Crade yang berlebihan, tarikan tali Pusat, manual plasenta yang
dipaksakan, perlekatan plasenta pada dinding Rahim.

Faktor-Faktor yang memudahkan terjadinya inversio dzemdes:
1. Dzemde yang lembek, lemah, tipis dindingnya.
2. Tarikan tali Pusat yang berlebihan.
3. Izplests kanalis servikalis.

Frekuensi inversio dzemdes: angka kejadian 1: 20,000 persalinan.

Diagnoze dan gejala klinis inversio dzemdes:
1. Dijumpai pada kala III atau post partum dengan gejala nyeri Yang Hebat,
perdarahan yang Vēl sampai syok. Apalagi bila plasenta masih melekat dan
sebagian skatījumi ada yang terlepas dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
2. Pemeriksaan In:
- Bila masih inkomplit maka pada daerah simfisis dzemde teraba fundus dzemdes
cekung ke daļām.
- Bila komplit, di šo simfisis dzemde teraba kosong dan Dalam maksts teraba
audzējs Lunak.
- Kavum dzemdes skatījumi Nekādi ada (terbalik).

Penanganan inversio dzemdes:
1. Pencegahan: Hati-hati Dalam memimpin persalinan, jangan terlalu mendorong
Rahim atau Melakukan perasat Crede berulang-ulang dan Cinta-hatilah Dalam
menarik tali Pusat serta Melakukan pengeluaran plasenta dengan tajam.
2. Bila telah terjadi maka terapinya:
- Bila ada perdarahan atau syok, berikan infus dan transfusi Asins serta perbaiki
keadaan Umum.
- Segera itu Segera lakukan reposisi kalau perlu Dalam narkosa.
- Bila Nē berhasil maka lakukan tindakan operatif secara uz vēdera
(operasi Haultein) atau par vaginam (operasi menurut Spinelli).
- Di luar Mājas Sakit dapat dibantu dengan Melakukan reposisi ringan yaitu
dengan tamponade maksts lalu berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Avots: Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi & Obstetri Patologi. Jilid es ed. ke-2. dr. Delfi Lutan Sp.OG (editor). Džakarta: EGC. 1998. 298-306.
flash is offline  Reply With Quote

KEWIRAUSAHAAN


K E W I R A U S A H A A N
1.    Apa itu Kreativitas?
Kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan antar unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Sebagai contoh: Seorang pencipta sepatu roda. Ia menggabungkan antara sepatu dengan      roda yang sudah ada sebelumnya.

2.    Bagaimana hubungan antara kreativitas dan inovasi?
Hubungan antara kreatifitas dengan inovasi sangatlah erat. Sehingga bisa dikatakan inovasi merupakan tindak lanjut dari kreatifitas. Inovasi sendiri diartikan sebagai penerapan secara praktis gagasan yang kreatif. Kita bisa ambil contoh dari penemuan sepatu roda diatas. Seiring dengan berjalannya waktu sepatu roda tersebut tidak bisa hanya sekedar penggabungan antara sepatu dan roda. Tetapi harus ditambah berbagai pernak-pernik ataupun hiasan yang bisa menarik perhatian konsumen. Hal ini diakibatkan karena kepuasan manusia itu tidak pernah ada batasnya. Sehingga dibutuhkan inovasi-inovasi terbaru yang bisa menghasilkan sepatu-sepatu roda dengan model terbaru. Jadi Inovasi sendiri lebih mengarah kepada pemberdayagunaan suatu sumber ekonomi ke arah yang lebih produktif.

3.    Bagaimana hubungan antara kreatifitas dan Intelegensi?
Kreatifitas dan Intelegensi mempunyai perbedaan. Intelegensi sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir untuk menemukan suatu pemecahan masalah dan melakukan perbaikan-perbaikan atas apa yang sudah didapat dari waktu ke waktu dengan selalu berpikir logis, imajinatif dan intuitif, yang semuanya hanya bisa dicapai dengan bekerja keras.
Ada empat variasi hubungan kreativitas dengan Intelegensi, yaitu:
·      Kreatifitas rendah, Intelegensi rendah
·      Kreativitas tinggi, Intelegensi tinggi
·      Kreativitas rendah, Intelegensi tinggi
·      Kreativitas tinggi, Intelegensi rendah
Jadi, dengan berbagai bentuk usaha dan kerja keras akan memacu terciptanya suatu kreatifitas.


PAYUDARA DAN ASI


A.     Pertanyaan
Berikut beberapa pertanyaan yang kami bahas dalam tugas kami, yaitu
1)      Carilah anatomi dan fisiologi payudara!
2)      Apa saja dukungan bidan dalam pemberian ASI?
3)      Apa saja manfaat pemberian ASI?
4)      Apa saja komposisi gizi dalam ASI?
5)      Bagaimana upaya untuk memperbanyak ASI?
6)      Sebutkan 10 langkah keberhasilan menyusui!
7)      Apa itu ASI eksklusif I dan II?































B.      Penyelesaian

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.

1.         Anatomi & Fisiologi Payudara
Secara vertikal payudara terletak di antara kosta II dan IV, secara horizontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu barada di jaringan sub kutan, tepatnya di antara jaringan sub kutan superfisial dan profundus, yang menutupi muskulus pevtoralis mayor.

Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita hamil adalah 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasa menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara menjadi besar pada saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause. Pembesran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak.

Ada 3 bagian utama payudara, Korpus (badan), Areola, Papilla atau putting. Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengalilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman akan lebih gelap kemudian menetap.

Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknyapun akan bervariasi pula. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali puting susu tersebut.

Ada 4 macam bentuk puting susu yaitu bentuk norma/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk puting ini tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi. Yang penting adalah bahwa puting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi. Kadang dapat terjadi puting tidak lentur terutamam pada bentuk puting terbenam, sehingga butuh penanganan khusus agar bayi bisa menyusu dangan baik.
Struktur payudara terdiri dari 3 bagian, yaitu kulit, jaringan sub kutan (jaringan bawah kulit), dan corpus mammae. Corpus mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari duktus laktiferus (duktus), duktulus (duktulli), lobus dan alveolus.

Ada 15-20 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus baecabang menjadi 20-40 duktuli. Duktulus bercabang menjadi 10-100 alveolus dan masing-masing dihubungkan dengan saluran air susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu pohon. Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang disebut duktus laktiferus. Didaerah kalang payudara duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus laktiferus tempat penampungan air susu. Selanjutnya duktus laktiferus becabang-cabang menjadi duktus dan duktulus, yang pada perjalanan selanjutnya disusun pada sekelompok alveoli. Didalam alveoli terdiri dari duktus yang terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan miopitelium yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.




2.         Dukungan bidan dalam pemberian ASI.

Dukungan dari bidan sangat dibutuhkan oleh ibu dalam memberikan ASI ke bayinya. Beberapa dukungan yang dapat diberikan antara lain:

1)    Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam pertama.
a.      Membina hubungan/ ikatan disamping bagi pemberian ASI.
b.      Memberikan rasa hangat dengan membaringkan dan menempelkan pada kulit ibunya dan menyelimutinya.
Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini sangat penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. Ini didasari oleh hormon pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta. Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI tang dikeluarkan melalui puting susu. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih.

2)      Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul. Perawatan yang dilakukan bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bati dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. Agar tujuan perawatan ini dapat tercapai, bidan melakukan perawatan payudara. Mengupayakan tangan dan puting susu tetap bersih, jangan mengoleskan krim, minyak, alkohol atau sabun pada puting susu.

3)      Bantu ibu pada waktu menyusui.
Segera susui bayi setelah setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini sangat penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Posisi menyusui yang benar disini adalah penting:

a.      Berbaring miring
Ini merupakan posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau nyeri.
b.      Duduk
Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya.

4)      Bayi harus ditempatakan dekat dengan ibunya dikamar yang sama (rawat gabung/ roming in).
Tujuan rawat gabung atau roming in adalah:
a.      Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dan dimana saja dan dapat menunjukkan tanda-tanda yang menunjukkan bayi lapar.
b.      Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi secara benar yang dilakukan oleh bidan.
c.       Dengan melibatkan suami/ keluarga klien secara aktif untuk membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya.

5)      Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Menyusui bayi secara tidak dijadwal, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.
Bagi ibu yang bekerja disarankan agar:
a.      Susui bayi sesering mungkin selama ibu cuti bekerja, minimal 2 jam sekali.
b.      Susui bayi sebelum berangkat kerja dan segera setelah ibu tiba dirumah.
c.       Selama ditempat kerja ASI harus dikeluarkan lalu dimasukkan kedalam wadah yang bersih dan tertutup kemudian disimpan dalam lemari es atau termos es.
d.      Ibu harus cukup istirahat dan banyak minum dan makan-makanan yang bergizi agar ASI lancar.

6)      Hanya berikan kolostrom dan ASI saja.
ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi. Kolostrum merupakan cairan kental kekuningan yang dihasilkan alveoli payudara ibu pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan. Banyak keunggulan dari ASI yang penting disampaikan oleh bidan kepada ibu menyusui agar mereka lebih bersemangat dalam memberikan ASI pada bayinya.

7)      Hindari susu botol dan “dot empeng”
Secara psikilogis, bayi yang disusui oleh ibunya sejak dini sudah terlatih bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus ada usaha yang dilakukan, semakin kuat usaha yang dilaksanakan maka semakin banyak yang diperoleh.


3.         Manfaat pemberian ASI.

1)        Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi  bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
2)        Pada umur 6 bulan sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
3)      Setelah umut 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.
4)      ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.
5)      Komposisi ASI ideal untuk bayi.
6)      Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit dan alergi.
7)      Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning. Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
8)      Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit.
9)      ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas
10)  Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa nyaman, aman, dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
11)  Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan cepat sembuh.
12)  Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberi ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI akan bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
13)  Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi ASI, diantaranya: kolik, sides (kematian mendadak pada bayi), eksim, chron’s desease dan ulcerative colitis.
14)  IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 poin daripada IQ pada bayi non ASI.
15)  Menyusui bukanlah sekedar memberi makanan tetapi juga mendidik anak.



Berikut ini manfaat ibu menyusui:

·           Hisapan bayi membantu rahim mencuit mempercepet kondisi ibu untuk kembali kemasa pra-kehamilan dan mengurangi resiko perdarahan.
·           Lemak disekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah dalam ASI, sehingga ibu dapat lebih cepat langsing kembali.
·           Penelitian menunjukan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan payudara.
·           ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan keluar rumah tampa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas dsb.
·           ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya.
·           ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril.
·           Penelitian medis juga  mmenunjukan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional.
·           ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong, ASI yang tidak dikeluarkan diserap kembali oleh tubuh. Jadi , ASI dalam payudara tak pernah basi dan tak perlu memerah dan membuang ASI sebelum menyusui.
Berikut ini manfaat untuk keluarga:

1)        Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, susu botol kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
2)        Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
3)        Penjarang kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari asi eksklusif.
4)        Menghemat waktu keluarga bila bayi sehat.
5)        Memberikan ASI pada bayi berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
6)        Lebih praktis saat bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.

Untuk masyarakat dan negara:

1)      Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peraalatan lain untuk persiapannya .
2)      Bayi sehat membuat negara sehat.
3)      Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
4)      Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.
5)      Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar.
6)       ASIi adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.

4.         Komposisi gizi ASI
Kolostrum
Rata-rata sempel air susu dikumpulkan selama 24 jam mengandung;
·       Protein  8.5%
·       Lemak  2,5%
·       Karbohidrat 3.55
·       Garam mineral O,4%
·       Air 85,1%
·       Corpusculum colostrum
·       Leukosit
·       Sisa epitel yang mati
·       Vitamin A,B,C,D,E dan vitamin K dalam jumlah yang sangat sedikit.

Faktor  pelindung
Imunoglobin

Fraksi dari protein dari kolostrum mengandung antibodi yang serupa dengan antibodi yang terkandung dalam darah ibu dan yang melindungi terhadap penyakit karena bakteri virus yang pernah diderita ibu atau yang telah memberikan imunitas pada ibu. Imunoglobin A dalam kolustrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri Patogen E. Coli dan berbagai virus pencernaan.

Laktoferin

Protein dengan afinitas tinggi terhadap zat besi. Bekerja dengan salah satu hemoglobin, laktoferin mengambil zat besi yang dibutuhkanuntuk pengembangan kuman. Kadar laktoferin yang paling tinggi dalam kolostrum adalah tujuh hari pertama pasca partum.

Lisosom

Lisosom dengan hemoglobin A memiliki fungsi anti bakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai virus. Kadar lisosom dalam ASI lebih banyak dibanding kadar dalam air susu sapi.


Faktor Antitripsin

Enzim Tripsin yang dalam usus dimana fungsinya sebagai pemecah protein akan dihambat oleh faktor Antitripsin agar hemoglobin pelindung tidak akan dipecah oleh tripsin.

Faktor Bividus

Tidak terdapat dalam air susu sapi. Terdapat dalam kolostrum dan ASI. Faktor bividus dibutuhkan untuk media pertumbuhan Laktobasilus yaitu flora normal yang dapat mencegah pertumbuhan kuman patogen dalam usus.

Leukosit

Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel permil. Terdiri dari tiga macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut-Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan dan Mammary-Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

5.         Upaya memperbanyak ASI
a.    Tingkatkan frekuensi menyusui / memompa / memeras ASI.
b.    Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui
Makin sering dikosongkan maka produksi ASI juga semakin lancar.
c.    Yang tidak kalah pentingnya: Ibu harus dalam keadaan rileks. Kondisi psikologis ibu menyusui menentukan keberhasilan ASI eksklusif.
d.    Hindari pemberian susu formula.
e.    Hindari penggunaan dot,empeng, dan alat-alat sejenis lainnya.
Jika Ibu ingin memberikan ASI peras/ pompa (ataupun membeli susu formula) berikan ke bayi dengan menggunakan sendok bukan dengan dot.
f.     Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi dengan klinik laktasi.
g.    Ibu menyusui mengkonsumsi makanan yang bergizi.
h.    Lakukan perawatan payudara: Massage/ pemijatan payudara dan kompres air hangat dan air dingin bergantian.

6.         10 langkah keberhasilan dalam menyusui
Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga, padanya sudah harus tertanam suatu keyakinan “SAYA HARUS MENYUSUI BAYI SAYA KARENA MENYUSUI ADALAH REALISASI DARI TUGAS YANG WAJAR DAN MULIA SEORANG IBU”.
ASI selalu merupakan makanan terbaik bagi bayi walaupun Ibu sedang sakit, hamil, haid atau kurang gizi. ASI mengandung semua zat gizi, yang diperlukan bayi dalam 6 bulan pertama kehidupan, dianjurkan agar pada masa ini hanya diberikan ASI. Berikut adalah hal-hal yang harus diketahui agar seorang Ibu sukses memberikan ASI.

Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui:

Langkah 1:
Buatlah kebijaksanaan tertulis mengenai pemberian ASI secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas pelayanan kesehatan. Ini terdapat dalam DEPKES tahun 1991 tebtang Permenkes notasi.240 tahun 1985.

Langkah 2:
Latihlah semua petugas kesehatan untuk dapat melaksanakan hal-hal yang disebutkan dalam kebijaksanaan tertulis mengenai pemberian ASI.

Langkah 3:
Beritahukan kepada para Ibu hamil tentang keuntungan pemberian ASI dan manajemen Laktasi.

Langkah 4:
Bantulah para Ibu mengawali pemberian ASI dalalm setengah jam pertama setelah melahirkan.

Langkah 5:
Tunjukkan kepada para Ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan laktasi walaupun mereka harus terpisah dari bayi mereka.

Langkah 6:
Jangan memberi makanan atau minuman lain kepada bayi yang baru lahir selain ASI, kecuali ada indikasi medis yang jelas.

Langkah 7:
Setelah melahirkan, Ibu dan bayi dirawat bersama dalam satu kamar 24 jam sehari. Pemisahan hanya dilakukan kalau ada indikasi medis yang jelas.

Langkah 8:
Anjurkan pemberian ASI tanpa dijadwal (on demand). Kepada Ibu-ibu yang menyusui dianjurkan memberi ASI bila bayi maupun Ibu menghendaki tanpa jadwal.

Langkah 9:
Jangan beri dot atau empeng kepada bayi yang sedang menyusui. Dianjurkan tidak memberikan susu dengan menggunakan dot atau empeng kepada bayi yang baru belajar menyusui, karena dapat mengakibatkan bayi bingung puting. Bila bayi dirawat terpisah, ASI diberikan dengan sendok, pipet.

Langkah 10:
Bantulah perkembangan kelompok pendukung ASI an rujuklah ibu kepada kelompok tersebutsetelah ibu keluar dari rumah sakit.

7.         ASI eksklusif I & II
ASI eksklusif adalah : bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air ter dan air putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Tindakan ini akan terus merangsang produksi ASI sehingga pengeluaran ASI dapat mencukupi kebutuhan ASI dan bayi akan terhindar dari diare.

ASI Eksklusif 1
Yaitu saat dimana ASI diberikan kepada bayi ketika berusia 1 sampai 10 hari. ASI eksklusif 1 dikelompokkan dalam 2 stadium yaitu:

Ø  ASI Stadium 1
ASI stadium 1 adalah kolostrum. Kolostrum merupakan yang pertama disekresikan atau kelenjar payudara dari hari pertama sampai keempat setelah komposisi kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum-kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pecahan yang memberikan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang beru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapatkan ASI fesesnya berwarna hitam.

Ø  ASI Stadium 2
ASI stadium 1 adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi dari hari keempat sampai hari kesepuluh. Komposisi protein makanan rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi dan jumlah volume ASI makin meningkat. Hal in merupakan pemenuhan terhadap aktifitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang, oleh karena itu perlu ditingkatkan kandungan protein dan kalsium dalam makan ibu.

ASI Eksklusif 2
Yaitu pemberian ASI pada bayi sejak lebih dari sepuluh hari sampai 6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman. ASI eksklusif 2 ini adalah pemberian ASI matur/ ASI stadium 3.

ASI Eksklusif 3
Ø  ASI Stadium 3
ASI yang disekresikan dari hari kesepuluh sampai seterusnya, ASI yang matur ini merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan.